Ketika tak ada tempat rujukan untuk hati yang gundah. Apa
yang harus ku lakukan. Duduk salah, tidur salah, nangis salah, senyum salah,
semua serba salah tanpa hadirmu sahabat. Apakah aku terlalu bodoh untuk
berpikir seperti itu? Apakah aku terlalu egois untuk berpikir seperti itu jika
tak kau jelaskan secara rinci? Kalau memang aku salah tolong katakan padaku
dimana letak kesalahanku? Apa harus ada orang lain yang menjadi penengah
diantara kita? Apa harus orang lain yang menjelaskan apakah harus orang lain
yang menerjemahkan? Aku menanti sangat menanti hari libur panjangku. Aku
memimpikan banyak hari yang akan kita habiskan bersama meskipun hanya di
ruangan membicarakan hal yang tak penting sekalipun.
Mengertikah kamu, temanku.
Aku merindukanmu melebihi siapapun
yang sedang ku rindu.
Tahukah kamu, sahabatku.
Aku sakit lebih sakit ketika kamu
membiarkanku tanpa ada kabar.
Pahamilah engkau, saudaraku.
Aku ingin tersenyum tertawa
menari bersamamu tanpa ada tangis.
Apakah kau senang dengan ketidak beradaanku disisimu?
Apakah kau selalu tersenyum dengan yang berada disampingmu?
Apakah kau nyaman sekarang?
Apakah sudah tak ada tempat untukku lagi?
Apakah aku terlalu egois untuk menjadi sahabatmu?
Apakah aku terlalu menjadi beban saat bersamamu?
Tanda tanya berputar-putar tanpa ada jawab
Sempat aku berpikir aku ingin diperantauan saja dimana
kepulangankulah yang kau tunggu, kita menghabiskan waktu untuk bertukar kabar,
bercerita, atau bahkan hanya membicarakan yang tak penting dan memiliki arti.
Tapi kita bahagia. Ingatkah kamu “video call” saat aku menangis Karena
kekonyolanku 😃 hanya kamu yang ada, hanya kamu yang tahu.
Dan aku merindunya. Aku ingin berada jauh darimu dan selalu kau rindu ☹
:’( bukan berada dekat denganmu tapi terasa jauh bahkan sangat jauh.