Minggu, 26 November 2017

Kata dari Dalam Lubuk Hati

Diposting oleh Unknown di 18.19 0 komentar
Detik demi detik yang ku lalui
Menit demi menit yang ku pijaki
Jam ke jam terus berjalan tanpa bisa kubendung
Sampai hari berganti hari lembaran ini masih kosong
Tiada satu katapun yang terlintas
Ada apa denganku
Ada apa dengan otakku
Bukankah hati dan otak ini biasa untuk jalan masing masing
Hai otak, apakah kau sudah berpaling
Apakah kau mulai sejalan dengan hati
Yang saat ini hanya bisa berteriak tentang kerinduan
Yang saat ini hanya bisa memaki jarak dan waktu
Meronta dan menangis
Tidakkah terbiasa kau berbuat sebaliknya?
Yang justru menguatkan hati?
Apakah kau sudah lelah untuk berdebat dengannya
Apakah kau sudah jenuh untuk membantahnya
Nyatanya saat ini hanyalah coretan kata hati yang mampu ku tulis
Lembaran yang tadinya kosong mulai terisi
Hati
Kata hati
Kata dari dalam hati
Kata dari dalam lubuk hati

Kamis, 23 November 2017

R-I-N-D-U

Diposting oleh Unknown di 23.54 0 komentar
Mungkin memang tangan ku tak sampai untuk menggenggam erat dirimu
Mataku tak sampai melihat lekuk wajahmu
Telinga ini juga begitu, seakan tuli.
Tapi hujan di senja ini membantuku mendengar, melihat, bahkan merasa tubuh yang ku rindu.
Gedung gedung tinggi yang menjadi saksi bisu gejolak hati yang ingin bertemu.
Kota perjuangan, yang mengharuskan aku terpisah jauh.
Memendam dan menabung rindu.
Andaikan gedung itu bisa melihat dan berperasaan.
Ku pastikan mereka ikut menangis bersamaku merasakan kesesakan rindu.
Ingin ku berlari pulang tapi itu sebuah keterbatasan
Ingin ku mati tapi kuyakini itu bukan jalan keluar
Tuhan, ku tau Kau tau kalimat apa yang selalu ku rangkai
Kata demi kata yang ku susun menjadi bait
Dan aku tau Kau punya taman waktu musim semi datang
Dan kini akan ku biarkan hujan yang kan menemaniku mengubur rindu dalam dalam

Candu

Diposting oleh Unknown di 23.26 0 komentar
Malam yang semakin dingin dengan ganas menusuk tulang
Mencabik cabik seluruh jiwa dan raga tanpa jeda
Tega meninggalkan noda luka
Memaksa hujan di ujung mata
Nanar, memandangi wajah penuh harap
Hati dan pikiran tak searah itu nyata
Tatapan kosong hal biasa
Ucapan tak serasa hal lumrah
Ya itulah akibat candunya
Candu yang akan tetap mengikuti langkah
Gontai tanpa daya
Andai bisa waktu dihambat
Kala itu di tengah deraian hujan senja
Tatapan hangat dan obrolan manja
Kerinduan yang akan tetap menjadi candunya

Selasa, 21 Februari 2017

Raja Hatiku

Diposting oleh Unknown di 06.20 0 komentar
Kau yang mendekapku saat keterpurukanku
Kau mengusap air mataku saat kesedihanku
Tapi ku tetap mencari cari untuk itu
Kau murka padaku kala ku tak mendengar nasehat baikmu
Tapi aku menggerutu akan itu
Kau beriku kebebasan dengan keterbatasan
Tapi tak ku pedulikan batasan itu
Kau beriku kepercayaan yang benar kau percaya
Tapi ku rusak kepercayaan itu
Apa yang membuatmu teguh?
Dimana letak batasmu?
Seluruh yang kau ajarkan dengan siratan
Seluruh yang kau ajarkan untuk mandiriku
Seluruh yang kau ajarkan untuk masa depanku
Mampukah aku berdiri tegak dengan senyum merekah
Mampukah aku menghirup udara segar dengan gembira
Mampukah aku melihat senja dengan bangga

Tanpa kasih tanpa sayang dan cinta darimu raja hatiku

Jumat, 03 Februari 2017

Rinduan Senja

Diposting oleh Unknown di 07.44 0 komentar
Ketika tak ada tempat rujukan untuk hati yang gundah. Apa yang harus ku lakukan. Duduk salah, tidur salah, nangis salah, senyum salah, semua serba salah tanpa hadirmu sahabat. Apakah aku terlalu bodoh untuk berpikir seperti itu? Apakah aku terlalu egois untuk berpikir seperti itu jika tak kau jelaskan secara rinci? Kalau memang aku salah tolong katakan padaku dimana letak kesalahanku? Apa harus ada orang lain yang menjadi penengah diantara kita? Apa harus orang lain yang menjelaskan apakah harus orang lain yang menerjemahkan? Aku menanti sangat menanti hari libur panjangku. Aku memimpikan banyak hari yang akan kita habiskan bersama meskipun hanya di ruangan membicarakan hal yang tak penting sekalipun.

Mengertikah kamu, temanku. 
Aku merindukanmu melebihi siapapun yang sedang ku rindu.
Tahukah kamu, sahabatku. 
Aku sakit lebih sakit ketika kamu membiarkanku tanpa ada kabar.
Pahamilah engkau, saudaraku. 
Aku ingin tersenyum tertawa menari bersamamu tanpa ada tangis.
Apakah kau senang dengan ketidak beradaanku disisimu?
Apakah kau selalu tersenyum dengan yang berada disampingmu?
Apakah kau nyaman sekarang?
Apakah sudah tak ada tempat untukku lagi?
Apakah aku terlalu egois untuk menjadi sahabatmu?
Apakah aku terlalu menjadi beban saat bersamamu?
Tanda tanya berputar-putar tanpa ada jawab


Sempat aku berpikir aku ingin diperantauan saja dimana kepulangankulah yang kau tunggu, kita menghabiskan waktu untuk bertukar kabar, bercerita, atau bahkan hanya membicarakan yang tak penting dan memiliki arti. Tapi kita bahagia. Ingatkah kamu “video call” saat aku menangis Karena kekonyolanku 😃 hanya kamu yang ada, hanya kamu yang tahu. Dan aku merindunya. Aku ingin berada jauh darimu dan selalu kau rindu :’( bukan berada dekat denganmu tapi terasa jauh bahkan sangat jauh.

Selasa, 16 Februari 2016

Senja Kala Itu

Diposting oleh Unknown di 16.52 0 komentar
Lamunan senja kala itu
Direnggut begitu kasar
Waktu yang melewatinya dalam diam
Menyisakan tangis pilu
Sengatan pasu perih
Merajam setiap titik dalam tubuh
Udara berubah menjadi api
Kian bergelora membakar jiwa
Sorot mata yang tenangkan
Kini hilang tenggelamkan
Menguburku dalam petang
Memasungku dalam bisu
Apalah arti penantian ini
Yang kau layangkan tinggi
Kau puja dan kau bangga
Sekarang kau hempaskan
Apalah arti penantian ini
Yang tiada ambang batas.

Selasa, 26 Januari 2016

Penyesalan

Diposting oleh Unknown di 17.05 0 komentar
Kepala batu berujung penyesalan
Kecerobohan yang tak terhindarkan
Mengeruk penyesalan
Keegoisan penuh nafsu buahkan penyesalan
Satu kesalahan memperpanjang penyesalan
Tangis yang tak dihiraukan
Jerit yang ditulikan
Enggan menatap bahkan mendengar
Kata maaf yang tak mudah lagi diterima
Wajah yang tak sedap lagi dipandang
Kini hanyalah penyesalan yang tak kunjung padam
Menyeruak menyelimuti diri
Menghantui langkah demi langkah
Sesal, sesal, aku menyesal
Tapi, apalah aku?
Yang hanya bisa mencari celah untuk hapuskan
 

Rinduan Senja Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review